Sebagai penyedia layanan sewa mobil di Jakarta, Jakrent sering berinteraksi dengan berbagai kondisi mobil. Dari pengalaman saya, satu hal yang selalu menjadi kunci keberhasilan dalam bisnis ini adalah perawatan preventif. Jujur saja, kita semua pasti ingin mobil kita awet, irit, dan selalu siap tempur, apalagi di tengah hiruk pikuk jalanan ibu kota. Ternyata, kebiasaan merawat ini bukan hanya soal menghindari biaya tak terduga, tapi juga soal memperpanjang umur kendaraan secara signifikan.

Sebuah studi menarik dari Automotive Aftermarket Industry Association menunjukkan fakta yang mencengangkan: mobil yang dirawat rutin bisa menempuh jarak hingga 300.000 kilometer, sementara yang diabaikan hanya mentok di sekitar 100.000 km. Selisihnya jauh sekali!

Apriyanto Yuwono, National Sales Manager Passenger Car Radial (PCR) dari Hankook Tire Sales Indonesia, menekankan bahwa merawat mobil itu harus dimulai sejak hari pertama membelinya. “Jangan tunggu ada masalah,” katanya. Kebiasaan baik ini adalah penentu kondisi mobil dalam jangka panjang, penekan risiko kecelakaan, sekaligus perisai dari tagihan perbaikan yang bikin dompet menangis.

Lima Pilar Perawatan Mobil yang Wajib Anda Tahu

Saya merangkum panduan penting dari para ahli, yang sangat relevan baik untuk mobil pribadi maupun armada sewa seperti yang kami operasikan di Jakrent:

1. Jantung Pacu: Jangan Tunda Ganti Oli Mesin!

Oli adalah darah bagi mesin Anda. Fungsinya krusial: melumasi komponen agar tidak cepat aus, menjaga suhu tetap stabil saat macet (musuh utama di Jakarta!), dan membersihkan kotoran sisa pembakaran.

BACA JUGA:  Tips Perjalanan Jauh Dengan Menggunakan Mobil Rental

Kapan Ganti? Setiap 6 bulan atau 10.000 km, mana yang tercapai lebih dahulu. Jika mesin tiba-tiba bersuara kasar atau lampu indikator oli menyala di speedometer, segera bertindak. Mengabaikannya sama dengan membiarkan kerusakan permanen pada mesin.

2. Penangkal Panas: Perhatikan Air Radiator

Sistem pendinginan adalah benteng pertahanan mesin dari overheat. Air radiator bersirkulasi tanpa henti untuk menyerap dan melepaskan panas. Overheat bisa merusak komponen mesin secara permanen—biaya perbaikannya pasti tidak murah.

Kapan Kuras? Idealnya setiap 2 tahun atau 40.000 km. Perhatikan warnanya. Jika sudah keruh atau kecokelatan, tandanya sudah terkontaminasi dan harus diganti. Penting: Jangan pernah menggunakan air biasa, karena akan memicu karat pada sistem pendingin!

3. Keselamatan Utama: Cek Kondisi Kampas Rem

Rem adalah nyawa Anda dan penumpang. Kampas rem memiliki batas aman minimum: 3 mm untuk rem depan dan 2 mm untuk rem belakang.

Kapan Ganti? Secara umum, ganti setelah menempuh 60.000-70.000 km untuk mobil manual. Mobil matic, karena lebih sering menggunakan rem, sebaiknya diganti lebih cepat, sekitar 35.000-40.000 km. Tanda lain yang jelas: muncul suara berdecit saat mengerem atau daya cengkeramnya mulai berkurang.

4. Kestabilan Berkendara: Spooring dan Balancing

Pernahkah Anda merasa mobil “narik” ke satu sisi atau setir bergetar di kecepatan tertentu? Itu sinyal Anda butuh spooring dan balancing.

  • Spooring adalah penyetelan sudut roda agar kembali sejajar, menjaga mobil tetap stabil dan lurus.
  • Balancing adalah penyeimbangan bobot pada ban dan pelek, fungsinya untuk mengurangi getaran dan memperpanjang umur suspensi.

Lakukan spooring & balancing setiap 10.000 km hingga maksimal 20.000 km untuk menjaga performa ban tetap optimal.

5. Si Hitam Penentu: Atur Tekanan Angin Ban dengan Tepat

Ban adalah satu-satunya komponen yang bersentuhan langsung dengan aspal. Tekanan angin yang tepat memengaruhi stabilitas, kenyamanan, dan yang tak kalah penting, efisiensi bahan bakar.

  • Tekanan Kurang: Ban cepat aus di bagian samping dan boros bensin.
  • Tekanan Berlebih: Ban menjadi keras, daya cengkeram berkurang, dan kenyamanan berkendara turun drastis.
BACA JUGA:  5 Hal yang Bisa Bikin Ban Mobil Cepat Rusak

Tekanan ideal bervariasi: SUV (35-40 Psi), MPV (33-36 Psi), City Car (30-36 Psi), dan Sedan (30-33 Psi), atau ikuti rekomendasi pabrikan.

Kapan Sebenarnya Waktunya Ganti Ban?

Ini adalah pertanyaan paling sering. Apriyanto dari Hankook menjelaskan, banyak pengendara yang hanya mengganti ban saat sudah bocor atau rusak parah. Padahal, ada dua faktor utama penentu:

  1. Usia dan Jarak Tempuh: Idealnya, ban diganti setiap 2-3 tahun atau setelah menempuh 40.000 km.
  2. TWI (Tread Wear Indicator): Perhatikan pola telapak ban. Jika sudah mencapai batas Thread Wear Indication (TWI)—tonjolan kecil di alur ban—itu pertanda ban sudah botak dan wajib diganti demi keselamatan Anda.

Sebagai orang yang mengelola operasional armada di Jakrent, saya sangat menyarankan semua customer untuk menerapkan prinsip preventive maintenance ini. Mobil yang terawat, selain nyaman, juga jauh lebih aman. Jadi, tunggu apa lagi? Segera cek kondisi mobil Anda!