Jakarta – Sebagai pengguna jalan, baik pemilik kendaraan pribadi maupun penyewa mobil—seperti saya yang sering mengandalkan layanan Jakrent saat bepergian ke luar kota—kita sering lupa bahwa ban adalah satu-satunya komponen yang menghubungkan mobil kita dengan aspal. Ironisnya, ban juga jadi komponen yang paling sering kita perlakukan sembarangan.

Ban yang cepat botak, retak, bahkan pecah, seringkali kita salahkan pada kualitas produk atau kondisi jalan. Padahal, Apriyanto Yuwono, National Sales Manager (PCR) Passenger Car Radial Hankook Tire Sales Indonesia, menekankan bahwa faktor terbesar ada pada kebiasaan kita sehari-hari.

“Rata-rata ban bisa digunakan maksimal untuk menempuh jarak 40.000 hingga 50.000 kilometer. Tapi, umur ban sangat ditentukan oleh kebiasaan pemakaian. Kebiasaan buruk tidak hanya memperpendek umur ban, tapi juga meningkatkan risiko kecelakaan, dan membuat konsumsi bahan bakar lebih boros,” ungkap Apriyanto.

Dari pengalaman saya saat merawat mobil pribadi atau saat mengembalikan unit sewa dari Jakrent (karena saya juga harus memastikan kondisi ban tetap prima selama masa sewa!), saya menemukan bahwa banyak dari kita baru sadar ban rusak setelah kondisinya kritis. Nah, mari kita bongkar lima kebiasaan sepele yang diam-diam ‘menyiksa’ ban mobil kesayangan Anda:

1. Mencuci Ban dengan Tekanan Air “Brutal”

Mencuci mobil dengan air bertekanan tinggi (steam) memang efektif membersihkan kotoran yang membandel. Tapi, hati-hati! Jika kita terlalu sering mengarahkan nozzle semprotan air dengan jarak yang terlalu dekat (misalnya kurang dari 40 cm), tekanan air yang mencapai ratusan bar itu bisa mengikis lapisan pelindung karet ban.

BACA JUGA:  Cara Memilih Mobil Sewa yang Tepat untuk Liburan Nyaman di Jakarta

Bayangkan, lapisan vital yang melindungi kompon ban dari panas dan cuaca tergerus perlahan. Solusinya mudah: gunakan tekanan air sedang (sekitar 80-100 bar) dan jaga jarak aman 40-50 cm saat menyemprot ban.

2. ‘Mandiin’ Ban dengan Semir Berlebihan

Semir ban memang bikin tampilan mobil jadi ganteng maksimal. Apalagi yang berbasis silicone based, kilapnya bisa tahan lama. Namun, ada harga yang harus dibayar! Jika Anda terlalu sering atau terlalu tebal mengaplikasikan semir, lapisan silikon itu bisa menumpuk dan menyerap kandungan kompon alami ban. Efeknya? Muncul retakan halus pada permukaan ban.

Saya sarankan, gunakan semir ban maksimal dua minggu sekali. Dan ingat, silicone based bisa membuat ban licin, jadi hindari melapisi semir berlebihan pada bagian tapak ban. Jangan korbankan keamanan demi penampilan!

3. Hobi Menambal Ban Tubeless Berkali-kali

Ban tubeless adalah penyelamat saat terkena paku, berkat lapisan fluid sealant yang menahan udara agar tidak langsung kempes. Meski tangguh, jangan kebablasan. Menambal ban tubeless lebih dari empat kali sangat tidak disarankan.

Mengapa? Karena setiap penambalan membuat permukaan ban menjadi tidak rata. Ini fatal, sebab daya cengkeram ban akan berkurang drastis, meningkatkan risiko selip dan kecelakaan. Segera ganti ban jika sudah ada benjolan atau retakan halus, jangan cuma ditambal terus-menerus.

4. Mengisi Angin Ban Melebihi Dosis Ideal

Kebanyakan pengemudi berpikir, semakin keras ban, laju mobil semakin ringan dan irit bahan bakar. Salah besar! Setiap pabrikan mobil punya rekomendasi tekanan ban ideal yang tertera jelas (misalnya SUV 35-40 psi, sedan 30-33 psi). Tekanan yang pas memastikan mobil melaju nyaman dan ausnya ban merata.

Jika Anda mengisi tekanan angin terlalu tinggi, yang terjadi justru keausan tidak merata, karena hanya bagian tengah tapak ban yang bersentuhan kuat dengan aspal. Sebaliknya, jika terlalu rendah, yang aus adalah bagian samping. Selalu periksa tekanan ban secara rutin sesuai rekomendasi pabrikan kendaraan Anda.

BACA JUGA:  Tips Berkendara di Malam Hari dengan Aman

5. Mencuci Ban dengan Deterjen Biasa

Di rumah, mungkin kita sering menggunakan deterjen pakaian atau sabun cuci piring untuk membersihkan ban karena dianggap ampuh. Stop kebiasaan ini! Deterjen biasa memiliki kandungan alkali tinggi yang bersifat korosif. Zat ini berisiko mengikis lapisan pelindung karet ban, mengurangi elastisitas, dan membuat ban mudah retak.

Apalagi di Indonesia yang beriklim tropis dan sering hujan, ban yang getas karena deterjen akan lebih cepat aus. Selalu gunakan sabun khusus mobil atau sampo mobil dengan kandungan pH balance untuk menjaga kelenturan karet ban.

Pesan Penting: Ban adalah Investasi Keselamatan

Apriyanto Yuwono juga mengingatkan bahwa perawatan ban harus sejalan dengan pemilihan ban yang tepat, terutama untuk wilayah tropis seperti Indonesia. “Pilih ban dengan dukungan teknologi drainase dan daya cengkeram optimal, yang sangat bermanfaat saat musim hujan seperti saat ini,” tutupnya.

Prinsip ini sangat saya pegang, baik saat membeli ban baru untuk mobil pribadi, maupun saat menyewa mobil di tempat terpercaya seperti Jakrent. Karena saya memilih Jakrent, saya yakin unit yang saya sewa sudah melewati inspeksi ketat, termasuk kondisi ban. Namun, sebagai penyewa yang bertanggung jawab (dan juga demi keselamatan saya sendiri!), tugas saya memastikan tidak melakukan lima kebiasaan buruk di atas agar ban tetap prima sampai mobil dikembalikan.

Ingat, ban adalah investasi vital untuk keselamatan Anda dan penumpang. Jadi, hentikan kebiasaan-kebiasaan sepele yang merusak itu, demi umur ban yang panjang dan perjalanan yang aman.