Pernahkah Anda merasakan putaran mesin mobil injeksi terasa tidak normal saat stasioner? Putaran mesin yang terlalu rendah, atau istilahnya “ngadat,” bisa menjadi tanda masalah serius yang sering kali diabaikan oleh para pemilik mobil. Putaran mesin idealnya berada di kisaran 800-900 rpm. Namun, seiring bertambahnya usia mobil, gejala ini kerap muncul dan bisa menimbulkan masalah yang lebih besar.
Peran Penting Sensor IACV
Salah satu biang keladi dari masalah ini adalah sensor Idle Air Control Valve (IACV). Sensor ini bertugas menjaga putaran mesin tetap stabil saat mobil dalam posisi idle. Menurut Kuntarto Rahmat dari bengkel Goebuk Tune-Up di Jatinegara, Jakarta Timur, sensor ini bekerja dengan mengendalikan jumlah udara yang masuk ke mesin saat pedal gas tidak diinjak.
Sensor IACV sendiri terletak di throttle body dan bekerja sama dengan sensor suhu mesin dan Throttle Position Sensor (TPS). Dengan memanfaatkan data dari kedua sensor ini, IACV mengatur bukaan katupnya untuk memastikan campuran udara dan bahan bakar ideal.
Namun, seiring penggunaan kendaraan, sensor IACV bisa kotor. Kotoran yang menumpuk ini akan menyumbat aliran udara, menyebabkan udara yang masuk ke ruang bakar tidak sesuai dengan kebutuhan mesin. Hal inilah yang membuat putaran mesin tiba-tiba menurun drastis.
Bahaya Putaran Mesin Rendah yang Tak Boleh Diabaikan
Putaran mesin yang terlalu rendah bukan hanya sekadar membuat mobil terasa tidak nyaman, tapi juga berpotensi merusak komponen lain. Kuntarto menjelaskan beberapa risiko yang bisa timbul:
1. Gangguan Pelumasan Mesin: Putaran mesin yang rendah membuat kinerja pompa oli melambat. Jika pompa oli tidak bekerja optimal, oli mesin tidak akan terdistribusi dengan sempurna ke seluruh komponen. Akibatnya, gesekan antar komponen yang tidak terlumasi dengan baik bisa meningkat, dan jika dibiarkan, dapat menyebabkan komponen mesin cepat aus.
2. Masalah Kelistrikan dan Aki: Putaran mesin yang rendah juga mengganggu sistem pengisian kelistrikan. Arus listrik dari alternator menuju aki akan berkurang. Sementara itu, kebutuhan arus listrik untuk menyuplai berbagai komponen elektronik di dalam mobil tetap sama. Ketidakseimbangan antara pengisian dan pemakaian arus listrik ini bisa memperpendek umur aki mobil.
3. Risiko Mesin Mati Mendadak: Pada kondisi paling parah, putaran mesin yang terlalu rendah bisa membuat mesin mobil mati mendadak saat stasioner. Hal ini tentu sangat berbahaya, terutama jika terjadi di tengah kemacetan atau saat berada di lampu merah, karena bisa memicu masalah lebih besar.
Solusi dan Saran Ahli
Melihat bahaya yang mengintai, sangat penting untuk tidak menunda perbaikan. Kuntarto menyebutkan, “Jika kelistrikan masih normal dan putaran idle rendah, bisa jadi komponen ini hanya kotor.” Kabar baiknya, sensor IACV yang kotor masih bisa dibersihkan. Namun, jika pembersihan tidak menyelesaikan masalah, mungkin ada kerusakan pada sensor itu sendiri atau pada komponen lain yang memengaruhi kinerjanya.
Saran Kuntarto sangat jelas: segera perbaiki masalah putaran mesin begitu Anda merasakannya. Menunda perbaikan hanya akan menimbulkan masalah baru yang lebih besar dan tentunya memakan biaya lebih banyak. Jangan biarkan masalah kecil ini menjadi bencana bagi mesin mobil kesayangan Anda.
 

