Musim hujan telah tiba, membawa berkah sekaligus tantangan ekstra bagi para pengendara. Jalanan licin dan jarak pandang terbatas menjadi risiko harian yang harus dihadapi. Dalam skenario ini, kondisi ban mobil adalah garis pertahanan pertama Anda. Mengabaikan kondisi ban sama saja dengan menantang keselamatan di jalan.
Tiga Kunci Utama Kondisi Ban: Ketebalan, Tekanan, dan TWI
Menurut Mochammad Fachrul Rozi, Product Marketing Manager Michelin Indonesia, ada tiga aspek vital yang harus diperiksa pada ban saat memasuki musim basah:
1. Ketebalan Alur (Grip)
Kunci utama dalam menghadapi jalanan basah adalah daya cengkeram ban. Rozi menekankan, alur ban harus dalam kondisi baik. Pastikan ketebalan alur tidak kurang dari 2 mm.
“Jika ketebalan alur sudah mencapai Tread Wear Indicator (TWI), itu sudah lampu merah. Segera ganti ban Anda,” ujar Rozi. Alur yang menipis tidak mampu memecah air dengan baik, yang secara drastis meningkatkan risiko tergelincir.
2. Tekanan Angin yang Ideal
Rozi menyarankan agar pemilik kendaraan selalu mengikuti saran tekanan angin yang ditetapkan oleh pabrikan mobil. Data ini biasanya bisa ditemukan di pilar B (sisi pintu pengemudi).
- Tekanan Kurang: Kekurangan tekanan angin adalah bahaya besar karena berpotensi memicu aquaplaning atau hydroplanning—kondisi saat ban benar-benar kehilangan kontak dengan permukaan jalan karena terangkat lapisan air.
- Tekanan Berlebih: Meskipun relatif lebih aman dari risiko aquaplaning, tekanan yang terlalu tinggi juga tidak disarankan. Ban akan terasa lebih keras, membuat suspensi bekerja lebih berat, dan secara signifikan mengurangi kenyamanan berkendara.
Strategi Mengemudi Aman di Tengah Guyuran Hujan
Kondisi ban yang prima harus didukung dengan strategi mengemudi yang tepat saat hujan. Rozi memperingatkan bahwa mengemudi di tengah hujan selalu lebih berisiko karena cengkeraman ban yang minim dan jarak pandang yang terbatas.
1. Jangan Ngebut, Kurangi Kecepatan!
Ini adalah aturan emas. Saat hujan, air menjadi lapisan penyekat antara ban dan permukaan jalan. Ini membuat cengkeraman ban turun drastis, jauh di bawah performanya di jalan kering.
2. Waspada Genangan Air (Aquaplaning)
“Potensi aquaplaning akan muncul saat Anda menyibak genangan air dalam kecepatan tinggi, sebagus apapun kondisi bannya,” tutup Rozi.
Oleh karena itu, selalu kurangi kecepatan saat melewati genangan air, sekecil apapun itu. Menurunkan kecepatan memberi ban waktu yang cukup untuk membuang air, menjaga kontak tetap optimal, dan menghindari mobil ‘mengambang’ tak terkendali. Selain itu, Anda juga harus menghindari pengereman mendadak karena dapat menyebabkan selip.
Sewa Mobil di Jakrent
Bagi Anda yang membutuhkan mobilitas tinggi namun tidak ingin mengambil risiko dengan kondisi ban mobil pribadi yang mungkin kurang ideal, memilih jasa sewa mobil bisa jadi solusi cerdas. Perusahaan rental profesional seperti Jakrent umumnya memiliki standar perawatan dan pemeriksaan kendaraan yang ketat, termasuk memastikan kondisi ban, tekanan angin, hingga sistem pengereman selalu dalam kondisi prima sebelum disewakan. Dengan menyewa mobil yang terawat, Anda bisa mendapatkan rasa aman dan nyaman ekstra saat harus berkendara di tengah musim hujan tanpa perlu khawatir mengenai maintenance ban.
Sumber Artikel Disadur dari: OTODRIVER